Rabu, 02 Maret 2011

Apa penyebab kanker leher rahim? (1,2,3)

Penyebab dari terjadinya kelainan pada sel-sel leher rahim tersebut tidak diketahui secara pasti, tetapi terdapat beberapa faktor risiko yang dapat berpengaruh terhadap terjadinya kanker serviks tersebut :
1.    HPV (Human Papilloma Virus)
HPV adalah suatu virus yang dapat menyebabkan terjadinya kutil pada daerah genital (kondiloma akuminata), yang ditularkan melalui hubungan seksual. HPV sering diduga sebagai penyebab terjadinya perubahan yang abnormal dari sel-sel leher rahim.
2.    Merokok
Tembakau dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh dan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi HPV pada serviks.
3.    Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini
4.    Berganti-ganti pasangan seksual
5.    Gangguan sistem kekebalan tubuh
6.    Pemakaian pil KB
7.    Infeksi herpes genitalis atau infeksi klamidia menahun

Apa Gejalanya? (1,2)

Pada awalnya perjalanan penyakit dari kanker leher rahim dapat berupa pembakal kanker atau lesi prakanker. Perubahan prekanker ini biasanya tidak menimbulkan gejala dan tidak terdeteksi kecuali jika wanita tersebut menjalani pemeriksaan panggul atau pap smear.

Gejala biasanya baru muncul ketika sel serviks yang abnormal berubah menjadi keganasan dan menyusup ke jaringan sekitarnya. Pada saat ini dapat timbul gejala seperti gangguan menstruasi, perdarahan vagina, serta keputihan.

Jika kanker berkembang makin lanjut maka dapat timbul gejala-gejala seperti:
•    Berkurangnya nafsu makan, penurunan berat badan, kelelahan
•    Nyeri panggul, punggung dan tungkai
•    Keluar air kemih dan tinja dari vagina
•    Patah tulang

Bagaimana cara mendiagnosis kanker leher rahim? (1,3)

Diagnosis dari kanker leher rahim ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil dari pemeriksaan, seperti:
1.    Pap smear
Papsmear
Papsmear
Pap smear adalah suatu pemeriksaan mikroskopik terhadap sel-sel yang diperoleh dari apusan leher rahim. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi sampai 90% kasus kanker serviks secara akurat. Dari hasil pemeriksaan ini juga dapat ditentukan stadium dari kanker leher rahim, yaitu:
•    Normal
•    Displasia ringan, yaitu perubahan pada leher rahim masih pada tingkat dini yang belum bersifat ganas
•    Displasia berat, yaitu perubahan yang lebih lanjut dari sel leher rahim, tetapi masih belum bersifat ganas
•    Karsinoma in situ, yaitu kanker yang terbatas pada lapisan paling luar dari leher rahim                  
•    Kanker invasif, yaitu kanker yang sudah menyebar ke lapisan leher rahim yang lebih dalam atau ke organ tubuh yang lainnya.
2.    Kolposkopi
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara melihat keadaan leher rahim secara langsung dengan suatu alat yang disebut dengan kolposkop.
3.    Biopsi
Biopsi pada leher rahim merupakan suatu prosedur yang dilakukan dengan cara mengambil sampel jaringan leher rahim untuk kemudian diperiksakan di bawah mikroskop. Dari pemeriksaan biopsi dapat diketahui diagnosis pasti dari kanker leher rahim.

Bagaimana pengobatannya? (1,2)

Pengobatan kanker mulut rahim ditentukan oleh berat ringannya penyakit atau stadium dari penyakit. Untuk stadium awal tindakan operasi merupakan pilihan pertama. Pilihan pengobatan yang lain berupa terapi penyinaran, terapi biologis dan kemoterapi, yang dilakukan pada kasus-kasus yang sudah lanjut. Pada beberapa kasus mungkin juga dilakukan histerektomi, yaitu suatu prosedur untuk mengangkat rahim secara total.

Selain pemilihan cara pengobatan berdasarkan berat ringannya penyakit, juga harus diperhatikan efek samping dari masing-masing cara pengobatan. Terapi penyinaran, misalnya, dapat menyebabkan iritasi pada vagina dan rektum, kerusakan pada kandung kemih dan terganggunya fungsi indung telur. Kemoterapi dapat menyebabkan terjadinya kerontokan rambut, gangguan pencernaan, mudah mengalami infeksi, dan perdarahan.

Pencegahan kanker leher rahim (1,2)

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit kanker serviks
1.    Mencegah terjadinya infeksi HPV
Tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan cara pemberian vaksinasi HPV, atau dengan menghilangkan resiko perilaku seksual yang meningkatkan paparan terhadap virus tersebut..
2.    Melakukan pemeriksaan pap smear secara teratur
3.    Mengonsumsi vitamin A, C dan E dapat menghentikan atau mencegah perubahan  keganasan pada sel-sel leher rahim
Pencegahan kanker serviks